BANDAR LAMPUNG – Pendidikan yang berkualitas menjadi sebuah keniscayaan sehingga peserta didik dituntut tidak hanya cerdas dalam intelektual, tetapi juga harus memiliki karakter yang baik. Hal itu menjadi benang merah dilaksanakannya Workshop Peningkatan Mutu Pendidikan di SMA Perintis 2 Bandar Lampung pada Sabtu (13/11), pukul 07.30 WIB sampai selesai. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari Hari Guru Nasional yang selalu diperingati pada (25/11).
Menurut Kepala SMA Perintis 2 Bandar Lampung Zainuri terdapat rongga-rongga yang harus diisi, yakni peningkatan mutu akademik atau outputnya sehingga menaikkan mutu pembelajaran seyogianya harus selalu dilakukan.
“Pendidikan di era sekarang terus berkembang dan pembelajarannya juga harus selalu diperbarui atau ditambah keilmuannya sehingga tidak tertinggal oleh kemajuan zaman,” katanya.
Kepada Bangkitlah.com dilaporkan, Zainuri mengatakan ada empat pilar untuk meningkatkan mutu pendidikan, khususnya di SMA Perintis 2 Bandar Lampung. Pertama mutu pendidikan yakni bagaimana caranya meluluskan siswa atau menempatkan siswa tersebut dapat diterima di perguruan tinggi negeri.
Kedua, bidang kesiswaan yakni usaha untuk memberikan kenyamanan, ketertiban, dan kedisiplinan siswa terbentuknya karakter mandiri. Ketiga adalah sarana dan prasarana yaitu kemampuan sekolah untuk memberikan atau membuat sekolah itu bersih atau indah sehingga para siswa menjadi nyaman dan betah dalam belajar. Terakhir yaitu informasi dan komunikasi. Sekolah harus menyampaikan atau menginformasikan prestasi dan kelebihan-kelebihannya.
Adapun pada era globalisasi dan Merdeka Belajar ini seorang guru dituntut untuk berinovasi, kreasi, dan berkolaborasi. Sebab, jika tidak ada inovasi, kreasi, dan kompetensi, akan tertinggal dari guru atau sekolah lainnya. Salah satu yang harus dikuasai oleh para guru adalah digitalisasi.
Salah satu pemateri, Willy Susilo, mengatakan digitalisasi dan implikasi pada penyelenggaraan pendidikan harus segera diterapkan sehingga mutu suatu sekolah bisa terus berkompetisi di era Merdeka belajar ini.
“Digitalisasi itu akan membuka peluang individu untuk lebih maju,” ujar praktisi pendidikan itu.
Willy menambahkan warga sekolah diharapkan bisa beradaptasi dengan dunia digital tersebut dan tidak menjadikan digitalisasi itu suatu rintangan. Sebab, pada era Merdeka Belajar ini sekolah, guru, dan peserta didiknya memiliki kebebasan dalam berinovasi pada proses belajar mengajar. (Wengky)