JAKARTA – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan bahwa tarif impor yang lebih kompetitif merupakan alasan bagi investor asal Amerika Serikat, PT CDS Asia (Alpan Lighting) untuk merelokasi pabriknya dari Xiamen, China, ke Indonesia.
Alpan Lighting, perusahaan yang bergerak di bidang industri lampu tenaga surya, merupakan satu dari tujuh perusahaan asing yang resmi merelokasi investasinya ke Indonesia.
“Alpan Lighting merelokasi pabriknya dari RRT (China) ke Indonesia karena tarif impor dari Indonesia ke Amerika Serikat 0 persen. Jauh lebih kompetitif dibandingkan dengan tarif impor 25 persen dari RRT ke Amerika Serikat,” kata Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Ikmal Lukman dalam keterangan di Jakarta, Jumat (3/7).
Fakta tersebut, lanjut Ikmal, menjadi bukti nyata bahwa Indonesia bisa bersaing dengan China.
“Kami optimistis, ke depannya akan banyak investor asing lain yang akan merelokasi investasinya ke Indonesia,” ujarnya.
Ikmal bercerita, pada awalnya Alpan Lighting sempat mempertimbangkan negara lain sebagai tujuan relokasinya. Namun BKPM sangat agresif melakukan pendekatan dan memberikan fasilitasi berbagai kemudahan dalam hal pengurusan perizinan.
“Sesuai dengan yang disampaikan Bapak Kepala BKPM (Bahlil Lahadalia) bahwa di tengah kondisi COVID-19, kita harus berpikir di luar kebiasaan dan melakukan inovasi-inovasi dengan penyesuaian kondisi saat ini,” tambah Ikmal.
Nilai investasi Alpan Lighting diperkirakan hingga mencapai 14 juta dolar AS dengan potensi penyerapan tenaga kerja sebanyak 3.500 orang.
Pabrik akan didirikan di Kawasan Industri (KI) Wijayakusuma, Jawa Tengah. Saat ini, Alpan Lighting sudah pada tahap konstruksi dan rencananya akan memulai produksi pada semester kedua tahun 2020. Nantinya seluruh hasil produksi di Indonesia ditujukan untuk diekspor.
President & CEO Alpan Lighting Danny Sooferian menyampaikan apresiasi atas kemudahan proses perizinan perusahaan.
“BKPM telah menjadi mitra yang sangat baik sehingga proses pendirian perusahaan kami berjalan lancar. Perusahaan akan memulai tahap operasional pada akhir 2020, menggantikan mayoritas fasilitasi produksi dari RRT ke Indonesia,” ucap Danny.
Kepada Bangkitlah.com dilaporkan sampai dengan saat ini, BKPM mencatat total nilai investasi dari tujuh perusahaan yang relokasi sebesar 850 juta dolar AS (sekitar Rp11,9 triliun) dengan potensi penyerapan tenaga kerja sebanyak 30.000 orang. Selanjutnya, BKPM akan mengejar 17 perusahaan yang sudah berniat merelokasi. (Adriana)