BANDAR LAMPUNG – Peternak telur di Provinsi Lampung menjerit dan berpotensi gulung tikar karena produksi telur melimpah tetapi konsumsi dan permintaan pembeli telur rendah. Oleh sebab itu, semua pihak didorong untuk ikut berkontribusi mengampanyekan makan telur dan belanja telur agar telur-telur dari peternak di Lampung laris. Dengan demikian, perekonomian bisa terus bangkit.
Kepada Bangkitlah.com dilaporkan, Wakil Gubernur (Wagub) Lampung Chusnunia Chalim mengatakan telur di Lampung surplus dengan produksi per bulannya bisa mencapai 200 – 300 ton. Kemudian situasi menjadi berat ketika ada pandemi covid-19 yang berdampak kepada semua pihak. Adanya kebijakan PPKM juga mempengaruhi ruang gerak karena aktivitas masyarakat dikurangi, adanya penyekatan dan acara-acara ditiadakan.
“Kami berharap ke depan situasi akan semakin baik, vaksinasi dipercepat. Kami juga akan terus melakukan kampanye makan telur dan gerakan belanja telur yang harapannya bisa memberikan efek domino bagi masyarakat dan peternak,” kata Nunik, sapaan akrab Chusnunia, saat webinar silaturahmi dan diskusi penyelamatan peternak layer Lampung, Jumat (17/9).
Kemudian ia mengatakan Presiden RI Joko Widodo memberikan perhatian lebih untuk peternak telur dan meminta kepada Kementerian Perdagangan untuk mengendalikan harga jagung sebagai pakan ternak ayam petelur dari harga Rp6.000 menjadi Rp4.500. Kemudian, di Lampung juga harga pakan akan ditekan agar suply and demand harus tetap seimbang.
“Dinas Sosial dan Biro Kesos juga saya minta untuk memasukkan telur untuk disalurkan dalam bantuan sosial. Sinergi semua pihak untuk menyerap produksi dan meningkatkan konsumsi telur,” ujarnya.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung, Lili Mawarti, mengatakan saat ini kondisi harga pakan cukup tinggi di angka Rp6.600 sampai Rp6.800. Namun, harga pakan bisa ditekan bila para peternak bisa meracik pangan sendiri dengan pakan yang terjangkau. Sementara untuk harga telur di pasaran sekitar Rp18.000 sampai Rp19.000/kg.
“Kami segera berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Biro Kesos Lampung untuk mengampanyekan makan telur. Kami edukasi masyarakat agar makan makanan bergizi dan berprotein tinggi yakni telur,” katanya.
Ketua Pinsar Petelur Nasional (PPN) Provinsi Lampung, Jenny Soelistiani menceritakan kondisi peternak telur saat ini prihatin karena harga telur jatuh di pasaran. Pemerintah diharapkan bisa membantu membangun iklim usaha yang sehat bagi pelaku usaha telur di Lampung. Pihaknya juga terus berjuang agar peternak telur tidak menutup usahanya. Jenny berharap harga pakan harus bisa ditekan.
“PPN Lampung juga menjadi tim stabilitas pangan, kedepan kami melakukan kampanye makan telur dan mengedukasi ke sekolah-sekolah pentingnya makan telur,” ujarnya. (Wengky)