KALIANDA – Seluruh umat Hindu di Tanah Air merayakan Hari Raya Galungan, Rabu (16 /9). Menurut kalender Bali, peringatan Hari Raya Galungan jatuh setiap 210 hari sekali pada Rabu Kliwon Wuku Dungulan.
Hari Raya Galungan tahun ini menjadi catatan yang tak terlupakan bagi Umat Sedharme. Bagaimana tidak? Galungan yang dimaknai sebagai momen kemenangan kebaikan atas kejahatan menjadi bayang-bayang kekhawatiran akibat gempuran bencana Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang sudah setengah tahun lebih melanda dunia.
Seperti yang dialami Umat Sedharme di beberapa desa di Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan. Dengan pengeras suara para pecalang dan tokoh desa adat mengimbau agar Umat Sedharme melaksanakan upacara yadnya di pura masing-masing.
“Pelaksanaan yadnya ditengah pandemi korona bukan berarti menurunkan kualitas yadnya. Himbauan bertujuan meminimalisir penyebaran virus korona,” kata Pemangku Pura Khayangan Jro Mangku I Made Sri Langgeng Buana di Desa Bangunrejo, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan, Rabu (16/9).
Ia mengatakan bahwa himbauan tidak sembarangan, mengingat penyebaran virus korona dalam beberapa pelan terakhir meningkat signifikan, dimana kegiatan upacara menjadi salah satu klaster penyebaran virus Corona.
“Kami harap perayaan galungan kali menjadi ritual penting bagi umat sedharme dalam bernegosiasi dengan alam (bhuwana agung) dan penyucian diri (bhuwana alit), agar pandemi covid-19 ini segera berakhir dan kehidupan umat manusia normal kembali, ” harap Mangku I Made Sri Langgeng Buana didampingi tokoh adat Gede Ranto.
Kepada Bangkitlah.com dilaporkan, pelaksanaan upacara nyadnya disejumlah desa di kecamatan Ketapang juga tidak lepas dari pengamanan anggota Polsek Penengahan. Bripka Rukiyono melakulan pengamanan perayaan Galungan di Desa Sumur kecamatan Ketapang, mengatakan umat sedharme biasanya menggelar upacara di pura desa saat ini memilih sembahyang di pura rumahnya masing masing. Selain untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, umat sedharme mematuhi himbauan pecalang dan tokoh desa adat agar mematuhi protokol kesehatan.
“Untuk menghindari kerumunan, umat hindu sembahyang di puranya masing masing. Upacara berjalan hikmat dan sederhana, ” kata Bripka Ruki. (Marlia)