JAKARTA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan pandemi COVID-19 semakin memantapkan bahwa generasi muda harus bersiap mengisi perubahan.
“Generasi muda perlu mengambil banyak hikmah dari pandemi COVID-19. Pandemi ini mengubah semua tatanan kehidupan. Mulai dari cara kita berkomunikasi menggunakan teknologi sampai dengan cara kita mempersiapkan diri untuk masa depan,” ujar Nadiem dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (6/11).
Pengalaman dan pelajaran semasa pandemi adalah modal agar lebih tangguh menghadapi segala macam situasi. Jika saat ini sulit beradaptasi, ⅞:berikutnya bisa lebih siap.
Tanpa adanya pandemi pun, dinamika tren global perlu kita antisipasi, kemajuan pesat teknologi, pergeseran sosio-kultural, perubahan lingkungan hidup, dan perbedaan dunia kerja masa depan.
“Pandemi semakin memantapkan bahwa generasi muda kita harus bersiap mengisi perubahan. Untuk itu Kemendikbud mencanangkan kebijakan Merdeka Belajar. Salah satu esensi Merdeka Belajar adalah menggali potensi terbesar para guru dan murid untuk berkreasi dan berinovasi agar pembelajaran dapat bermanfaat sepanjang hayat,” terang Nadiem.
Sederhananya, lanjut dia, Merdeka Belajar adalah kemerdekaan berpikir dan hanya pelajar yang memiliki keenam profil Pelajar Pancasila yang akan mampu memanfaatkan kemerdekaan berpikir dengan baik untuk meraih masa depan yang mereka citakan.
Enam ciri utama Pelajar Pancasila adalah bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebhinekaan global.
Selanjutnya, yang terpenting adalah gotong royong. Situasi pandemi, tambah Nadiem, justru menjadi penyemangat untuk melakukan gotong royong, menjadi lebih kritis, dan juga lebih kreatif, menggarisbawahi keutamaan karakter Pelajar Pancasila. Kepedulian terhadap sesama yang diwujudkan dengan gotong royong, dapat membantu bangsa ini segera pulih dan bangkit dari pandemi.
Sumpah Pemuda
Kepada Bangkitlah.com dilaporkan, dalam kesempatan itu, Nadiem meminta generasi muda untuk menghayati kembali dan mengamalkan semangat untuk berjuang dalam mencapai atau meraih cita-cita Sumpah Pemuda yang berlangsung 92 tahun lalu.
Sejarah mencatat bahwa di secarik kertas pahlawan kita, Prof Mohammad Yamin, menuangkan Sumpah Pemuda. Dari hal sesederhana secarik kertas bangsa itu bisa sampai pada kemerdekaan, pembangunan yang kian merata dan segudang prestasi. Semuanya banyak dimotori oleh generasi muda.
Kecintaan generasi muda terhadap Tanah Air perlu selalu ditanamkan. Namun, yang penting untuk saat ini adalah mengingat bahwa yang sederhana, bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
“Generasi muda mampu menciptakan terobosan melalui inovasi. Inovasi bukanlah semata bicara hasil, tapi sebuah rangkaian proses yang dapat dimulai dari gagasan sekecil apapun,” tuturnya.
Pertama, harus punya sasaran yang jelas dan terukur. Jika tidak bisa diukur, tidak tahu seberapa jauh sudah mencapai kemajuan.
Kedua, mental juara yang siap gagal. Jika tidak mampu menyikapi kegagalan sebagai pembelajaran yang berharga, tantangan baru akan selalu terlihat sebagai risiko, bukan peluang.
Ketiga, keyakinan yang tak terbendung. Keyakinan bahwa semua masalah, sebesar atau serumit apapun, pasti ada solusinya. (Adriana)