Menteri KKP Edhy Prabowo saat berdialog dengan nelayan pada kunjungan kerja ke wilayah Kecamatan Labuhan Maringgai, Minggu (19/7). (Ist)

SUKADANA – Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, mengatakan, program pengembangan industri perikanan harus terkoordinasi dengan baik mulai dari pemerintah pusat, provinsi dan  kabupaten. Disamping itu, produktivitas budi daya yang ada saat ini juga harus ditingkatkan lagi dengan teknologi. Hal itu diungkapkan Minggu,19 Juli 2020, saat melakukan kunjungan kerja di wilayah Kecamatan Labuhan Maringgai.

Dijelaskan oleh Edhy, kunjungan kerja yang dilakukan  bukan hanya seremonial saja. Namun hasil dari kunjungan kerja tersebut akan ditindaklanjuti.  Karena itu pula dalam kunjungan kerja tersebut dibawa beberapa Direktur Jenderal dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP),  agar bisa langsung menindaklanjuti persoalan yang dialami nelayan dan daerah.

Kemudian, kepada Bangkitlah.com dilaporkan,  terkait persoalan benih udang Vaname di Kabupaten Lamtim yang saat ini masih didatangkan dari Sukabumi dan daerah lainnya, kedepan kata Edhy,  harus diproduksi di wilayah Kabupaten Lamtim. Apalagi Lampung Timur memang memiliki potensi sangat besar dan wilayahnya juga luas.

Karena itu, untuk lokasi pembenihan udang dimaksud, diserahkan kepada daerah lokasinya akan dibangun dimana, apakah di wilayah Kecamatan Labuhan Maringgai atau di lokasi lain, dan KKP siap untuk mendukung.

Sementara, mengenai persoalan permodalan yang kerap dialami nelayan, Edhy meminta Pemprov Lampung dan Pemkab Lamtim mendata berapa kebutuhan dan sebarannya. Sehingga, kedepan, persoalan ini tidak lagi menjadi masalah. Apalagi, saat ini ada kredit ringan dari Bank Rakyat Indonesia ( BRI) berupa Kredit Usaha Rakyat ( KUR ).

“Kita juga siap membantu bangun cold storage. Namun kita data nelayan dan potensinya, jangan sampai kosong cold storage. Kemudian pasokan listrik juga harus tersedia,” kata Edhy Prabowo.

Pada kesempatan itu, Edhy Prabowo juga menandaskan, program pengembangan industri perikanan harus terkoordinasi dengan baik mulai pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten. Kemudian produktivitas budi daya yang ada saat ini harus ditingkatkan lagi dengan teknologi. 

Para nelayan,  katanya, jangan hanya berpikir memperluas tambak udang saja, namun harus berfikir bagaimana bisa memaksimalkan lahan yang ada dengan peningkatan hasil yang mencukupi.  

“Area lain dapat ditanami mangrove untuk budidaya seperti kepiting, ikan air tawar dan menjaga populasi sekitarnya. Area tambak udang luas akan sia- sia jika hasilnya tidak maksimal, hanya  akan menghabiskan modal,” katanya.

Pada bagian lain, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan, untuk masalah permodalan, Pemprov Lampung  pada bulan Oktober 2020 mendatang akan  meluncurkan kartu Petani Berjaya. Kartu itu bukan hanya untuk petani saja tetapi juga untuk para nelayan dan dapat dimanfaatkan sebagai bukti meminjam modal ke perbankan. 

“Saya juga berharap dengan kunjungan Menteri Kelautan dan Perikanan Bapak  Edhy Prabowo hari ini kelak semua persoalan nelayan dan pembudi daya juga bisa teratasi,” kata Arinal. 

Kemudian, yang terpenting  juga dibutuhkan transfer ilmu dan teknologi agar produktivitas dan pengembangan budi daya bisa lenih maksimal. Selanjutnya, khusus nelayan tangkap juga membutuhkan sarana dan prasarana agar bisa melaut di perairan laut dalam karena yang dekat-dekat ikan mulai sepi.

Sementara, selain melakukan kunjungan kerja di tambak udang binaan CP Prima dan Penanaman Mangrove di Desa Margasari Labuhan Maringgai, Menteri KKP  juga meninjau pelabuhan perikanan pantai (PPP) di Desa Muara Gading, Kecamatan Labuhan Maringgai.  

Pada kunjungan kerja Menteri KKP tersebut terlihat juga hadir,  Kapolda Lampung Irjen Pol Drs.Purwadi Irianto, Ketua Komisi IV DPR RI Sudin, Ketua DPRD Provinsi Lampung Mingrum Gumay, Bupati Lamtim Zaiful Bokhari, Kapolres Lamtim AKBP. Wawan Setiawan, Kajari Lamtim Ariana Juliastuty, Ketua DPRD Lamtim Ali Johan Arif, dan lain-lain. (Marlia)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here