JAKARTA – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IAIN Fathul Muluk Papua bekerja sama dengan IAIN Banten menggelar seminar nasional dengan tema “Pancasila dan Kesatuan Bangsa” pada Rabu (24/6/). Seminar yang diselenggarakan online ini dihadiri oleh lebih dari 100 peserta.
Kepala BPIP Yudian Wahyudi yang merupakan narasumber dalam seminar ini juga menjelaskan bahwa Indonesia sangat beragam dari mulai kebudayaan, sosial, etnis, dan lainnya. Untuk itu diharapkan bahwa tidak adalagi yang membenturkan aspek agama dengan kelompok tertentu.
“Bahwa masing-masing pemeluk agama menyelenggarakan sesuai ajarannya masing-masing dan bertoleransi, sehingga jangan dibenturkan dengan kelompok lain,”ujar Yudian.
Selain itu, Yudian juga menjelaskan bahwa agama tidak bisa dilaksanakan tanpa adanya unsur kemanusiaan. Sehigga jangan ada egoisme agama, marilah saling menjaga kesatuan dan persatuan dan tetap saling berdampingan.
“Agama tidak bisa dilaksanakan tanpa adanya unsur kemanusiaan yang di dalamnya ada kebudayaan berlandaskan pada pengetahuan,” jelas Yudian.
Kepada Bergelora.com dilaporkan, Rektor IAIN Fattahul Muluk Idrus Alhamid menjelaskan bahwa Pancasila memiliki makna histori yang secara umum berkaitan dengan habituasi.
“Pancasila butiran 1 sampai 5 memiliki makna historis dan keterkaitan antara hal-hal pokok, secara umum berkaitan dengan habituasi dengan sebuah nilai atau absolusitas,”ujarnya.
Di Indonesia bagian timur sangat dirasakan bahwa nilai Pancasila terpatri dalam setiap gerak nafas manusia.
“Di penghujung timur dirasakan bahwa nilai-nilai Pancasila terpatri dalam setiap gerak nafas manusia. Ini bisa dibuktikan pada tahun 2004 ada demo besar yang seluruh tokoh agama menyatakan turun dijalan dengan slogan “Pancasila yes” pada nilai-nilai yang ada di semua agama,” jelas Idrus.
Terkait dengan Paradigma ilmu, Idrus menjelaskan terdapat berbagai fenomena yang sesungguhnya harus bermunculan dari kampus berbasis agama. Ini agar mampu membumikan Pancasila kepada masyarakat khususnya nilai-nilainya. Selain itu, hadirnya Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) optimis dapat mengangkat dan merangsang seluruh lapisan masyarakat untuk mendiskusikan berbagai permasalahan Pancasila.
“Hadirnya BPIP mampu mengangkat atau merangsang seluruh lapisan masyarakat untuk mendiskusikan berbagai problem yang berkaitan langsung dengan Pancasila,”ujarnya.
Hal lain disampaikan oleh Rektor UIN SMA Banten Fauzi Iman menurutnya Pancasila sebagai ideologi bangsa sangat luar biasa karena sudah diakui oleh dunia.
“Pancasila sebagai ideologi sangat luar biasa. Karena Pancasila ini sudah diakui oleh dunia. Olwh karena itu jangan sampai ada ideologi lain yang masuk dan merusak Pancasila,” jelas Fauzi.
Menurutnya Pancasila sebagai ideologi sangat mampu melawan ideologi baru yang saat ini mulai manyerang bangsa Indonesia. Di atas Ideologi Pancasila negara Indonesia berdiri kokoh sejak dulu.
“Pancasila menjadi senjata terkuat dalam menghadapai segala tantangan. Pancasila memiliki nilai-nilai luhur bumi bangsa,–membangun makmur dan sejahtera,” tuturnya.
Dalam hal ini Fauzi menambahkan bahwa BPIP meruapakan komponen yang mampu melakukan riset ilmiah yang bisa membuat ideologi semakin kuat. Hal ini tentunya dibantu oleh seluruh lapisan masyarakat.
Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo menjelaskan bahwa habituasi Pancasila sangatlah penting dalam segala aspek kehidupan.
“Habituasi Pancasila dalam semua aspek kehidupan sangatlah penting dalam semua aspek kehidupan baik itu ekonomi, sosial, dan budaya, serta lainnya. Ini untuk merawat kemajemukan bangsa,” ujar Benny.
Ekonomi modern dan tradisonal yang berkembang di Indonesia menurut Benny merupakan modal kekayaan yang luar biasa bagi bangsa. Selain itu, modal sosial di indonesia walaupun masyarakat dari berbagai lapisan tapi mempunyai sudut pandang bahwa gotong royong adalah yang utama, modal budayapun mempunyai nilai kesatuan.
“Modal sosial masyarakat Indonesia luar biasa karena walaupun masyarakat dari berbagai lapisan tapi mempunyai sudut pandang bahwa gotong royong adalah yang utama. Modal budaya juga sangat kaya karena memilki unsur kesatuan, karena memiliki cita rasa yang sama. Dari sinilah Bung Karno menggali nilai-nilai pancasila,” jelasnya.
Pancasila Pemersatu Bangsa
Kepada Bangkitlah.com dilaporkan, orang Indonesia punya ikatan kebersamaan dan visi yang sama yang menjadi gugus insting berpikir, bernalar, bertindak, dan berelasi.
“Dari lahir, darah daging Pancasila sudah menjadi habitus bangsa,” katanya.
Untuk itu, Benny menjelaskan bahwa ruang publik harus diisi oleh nilai-nilai Pancasila. BPIP berperan untuk mengaktualisasi Pancasila di seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, pendekatan yang akan dilakukan dengan dialog atau adanya proses dialektika akan menemukan kearifan lokal.
“Ruang publik harus diisi oleh nilai Pancasila. BPIP memastikan aktualisasi Pancasila dalam berpikir bernalar, bertindak, dan berelasi,” tutupnya. (Utari)