BANDAR LAMPUNG – Menjelang hari raya Idul Fitri, tak sedikit warga Bandar Lampung yang masih berjuang mencari nafkah di situasi pandemi virus corona.
Sekalipun harus berjualan di jalanan dan rawan terpapar virus, mereka menjalaninya dengan ikhlas.
Sutrisno, penjual balon, kerap menjajakan dagangannya di ruas Jalan ZA Pagar Alam.
Keliling sedari pagi hingga menjelang sore, Sutrisno belum pasti meraup keuntungan dari boneka aneka karakter yang dijualnya.
“Jualan balon udah ada dua tahunan. Biasanya sehari bisa menjual 10 sampai 15 balon. Harganya ada yang Rp 10 ribu, ada yang Rp 15 ribu,” tutur bapak satu anak ini, Kamis (21/5).
Namun semenjak ada wabah corona, sambungnya, dagangannya pernah sama sekali tidak laku.
Ia pun terpaksa pulang dengan tangan kosong.
“Tapi ya sabar aja. Rezeki udah diatur sama Allah. Nggak lewat saya, lewat istri yang kerja jadi buruh cuci gosok pakaian,” katanya.
Dia berharap, situasi sulit ini segera berlalu agar bisa beraktivitas normal seperti sedia kala.
Ia juga bersyukur masih banyak yang peduli terhadap masyarakat kecil dan memberikan bantuan berupa sembako atau uang.
Penjual sayur keliling bernama Rahmat mengalami hal sama.
Sejak dini hari, ia pergi ke pasar untuk berbelanja untuk dijual di daerah Gulak Galik, Telukbetung.
“Mau nggak mau tetep keliling jualan sayuran karena memang pekerjaan ini sudah saya lakoni belasan tahun. Mudah-mudahan Allah melindungi saya dari berbagai bahaya,” tutur penjual sayuran yang menggunakan gerobak dorong ini.
Menerapkan protokol kesehatan seperti imbauan pemerintah, Rahmat selalu menggunakan masker.
Selain itu juga sering cuci tangan di tempat-tempat umum yang dilewatinya saat berkeliling.
Dia berharap hal yang sama dimana ingin virus corona segera berlalu dan bisa beraktivitas normal tanpa perlu terlalu khawatir lagi seperti saat masa pandemi.
“Mudah-mudahan virus coronanya segera hilang. Biar saya bisa jualan tanpa perlu terlalu waswas lagi,” ucapnya.
Sedekah Sesama
Kepada Bangkitlah.com dilaporkan, Maryah, warga Telukbetung, memilih berbelanja di tetangga atau penjual keliling daripada ke pasar langsung di tengah situasi pandemi seperti saat ini.
Menurutnya, itu juga menjadi salah satu cara paling sederhana untuk membantu para pedagang keliling yang rela harus tetap berjualan di jalanan demi menafkahi keluarga.
Rahmat, pedagang sayur keliling, menjajakan dagangannya di kawasan Gulak Galik, Telukbetung Utara, Bandar Lampung, Kamis (21/5).
“Saya biasanya suka belanja mingguan ke pasar atau belanja bulanan ke supermaket. Tapi semenjak corona memilih melariskan dagangan tetangga,” tutur ibu dua anak ini.
Hal serupa juga dilakukan Ariyani, warga Rajabasa. Dia memilih membeli dagangan penjual ikan atau sayuran keliling daripada berbelanja ke mall. Selain untuk meminimalkan interaksi ke luar rumah, tujuannya juga untuk membuat penjual keliling dagangannya laris.
“Hal kecil yang kita lakukan sangat berarti bagi sesama. Kita juga jadi bisa menerapkan imbauan pemerintah untuk meminimalkan interaksi fisik di luar rumah,” paparnya. (Mardiana)