JAKARTA- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyalurkan dana pemerintah per 30 Juli 2020 mencapai Rp24,94 triliun, yang diserap pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hanya dalam waktu satu bulan sejak menerima dana 25 Juni 2020.
“Rasanya kalau melihat seperti ini tidak sampai tiga bulan sudah tercapai Rp30 triliun,” kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam diskusi daring “Realisasi Pemanfaatan Anggaran untuk Kredit Perbankan” di Jakarta, Kamis (30/7).
Dengan penyerapan itu, lanjut dia, menandakan permintaan yang tinggi sektor UMKM seiring pelonggaran kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah.
Realisasi kredit modal kerja itu, kata dia, diterima oleh 583.654 debitur UMKM di seluruh Indonesia.
Sasaran realisasi kredit produktif itu, kata dia, diarahkan untuk sektor pangan dan produksi pangan, distribusi atau rantai pasok pangan.
Adapun realisasi Rp24,94 triliun itu, kata dia, paling banyak diserap kredit mikro kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp10,27 triliun kepada 404,979 debitur.
Kemudian, debitur sektor usaha mikro non-KUR sebesar Rp7,81 triliun kepada 165.519 debitur dan kredit ritel menengah di luar cash call dan konsumer mencapai Rp6,86 triliun kepada 13.156 debitur.
“Segmennya mikro, sektornya adalah pangan dan terkait pangan. Sebarannya di seluruh Indonesia tidak pilih-pilih. Kami ada 19 kantor wilayah tapi memang jumlah nasabah dan portofolio terbesar masih di Jawa,” katanya.
Kepada Bangkitlah.com dilaporkan, Bank BUMN ini sebelumnya mendapatkan alokasi dana pemerintah sebesar Rp10 triliun dari total dana pemerintah yang digelontorkan mencapai Rp30 triliun kepada tiga bank BUMN lainnya.
BRI, lanjut dia, berkomitmen menyalurkan dana pemerintah itu hingga tiga kali lipat atau Rp30 triliun.
“Artinya kami harus tambahkan dana masyarakat yang kami himpun dari tabungan, deposito dan giro dan kami salurkan lagi kepada masyarakat dalam bentuk kredit terutama UMKM tiga kali lipat,” katanya. (Adriana)