Prof. Admi Syarif, PhD
Guru Besar FMIPA Unila.
“Putra-putri Lampung harus mendapat pendidikan yang baik”, ujar Prof. Dr. Sitanala demikan jawaban beliau ketika pertama kali diminta oleh tim Unila untuk menjadi rektor pertama di awal tahun 1970an. Saat itu, ia mengajukan permintaan kepada Gubernur bahwa Unila minta lahan minimal 50 ha, guna membangun kampus Unila. Gayung bersambut saat itu Gubernur Lampung bersedia menghibahkan tanah untuk kampus Unila di Gedung Meneng. “Kita ingin mengembangkan Unila menjadi Universitas yang besar”, tambahnya.
Demikian beberapa kalimat yang saya dengar dari beliau dalam beberapa percakapan (Bapak bogor, demikian saya memanggilnya), terutama terkait penulisan buku Sejarah pendirian Unila. Pria kelahiran 21 Maret 1934 di Gunung Sugih, Lampung Tengah, Suami dari Rosmala Dewi (Wafat 11 Juni 2018) dan ayah dari 4 (empat) putri ini memang dikenal sedikit bicara namun sangat tegas. Bukan hal yang berlebihan jika bercerita tentang Unila, kita tidak terpisah dengan sosok Prof. Dr. Sitanala. Mendengar kabar wafatnya beliau kemarin sore, tentu semua bersedih, meski tak harus berlinang air mata. Kita kehilangan putra terbaik yang menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Siloam Bogor, kemarin, Jumat 22 September 2023, pukul 15:29 WIB.
Sitanala Arsyad dikenal sebagai putra Lampung yang mendedikasikan hidupnya pada bidang Pendidikan di Indonesia. Ia dikenal sebagai pengayuh 2 (dua) biduk universitas (rektor pertama Unila (1973 – 1981)), rektor IPB (1986-1994). Meraih gelar sarjana pertanian pada tahun 1961, dari fakultas Pertanian Institut Pertanian, kemudian Sitanala memperdalam bidang keilmuannya, Sitanala melanjutkan pendidikan ke jenjang S-2 di Graduate School University of Georgia, Amerika Serikat dan lulus pada tahun 1963.
Kemudian, Sitanala menyelesaikan pendidikan jenjang S-3 pada bidang konservasi tanah dan meraih titel Philosophy of doctor (Ph.D.) pada tahun 1965 di Universitas yang sama. Sepulang studi di Amerika Serikat, ia kembali mengabdi pada almamaternya sebagai dosen konservasi tanah dan air.
Sitanala dapat dikatakan peletak dasar-dasar pembangunan Unila. Ia memulai era baru Unila pada saat dikukuhkan sebagai Rektor yang didampingi oleh Rasjid Machsus Akrabi, S.H. selaku Sekretaris Rektor dan Alhusniduki Hamim, S.E. selaku Asisten Rektor I; Drs. Baichaki Nawawi selaku Asisten Rektor II; Drs. Bambang Sumitro selaku Asisten Rektor III, dan Drs. A. Fabil, Bc. Hk. selaku Asisten Rektor IV pada 28 Mei 1973. Ia mengawali kepemimpinannya dengan melihat urgensi pengembangan dan pembinaan Unila dalam hubungannya denga pembangunan daerah. Terkait dengan hal tersebut, hal pertama yang dilakukan adalah menyusun Rencana Induk Pengembangan (RIP) yang berisikan konsep pengembangan seluruh komponen Unila pada Kampus Gedung Meneng.
Pada awal kepemimpinan beliau, Fakultas Pertanian Unila disahkan dengan SK Mendikbud No. 0206/O/1973, tanggal 16 Nopember 1973. Ia memulai pembangunan sarana dan prasarana Unila di kampus Gedung Meneng sekitar tahun 1975. Pembangunan dimulai dengan Gedung Fakultas Pertanian. Kampus Unila gedung Meneng ini akhirnya diresmikan oleh Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada 1981. Pada periode ini , secara berangsur-angsur kampus Unila Gedung Meneng dimulai diisi dengan jalan memindahkan Fakultas Pertanian, kemudian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), selanjutnya Fakultas Ekonomi (FE) dan Fakultas Hukum (FH).
Pada periode kedua beliau melakukan penyempurnaan susunan pimpinan dengan Alhusniduki Hamim, S.E., M.Sc (PR I), Rasjid Machsus Akrabi, S.H. (PR II), Aris Panuju, S.E. (PR III) dan Drs. Madrie (PR IV). Bersamaan dengan penyempurnaan organisasi/administrasi universitas dibentuk pula Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat,Perpustakaan Pusat, Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum, dan Lembaga Bahasa.
Saat itu, mengingat kebutuhan pembangunan daerah serta kebutuhan masyarakat terhadap keahlian dibidang teknik, maka atas dukungan Pemeritah Daerah Tingkat I Propinsi Lampung, pada tanggal 13 Januari 1978 dibentk Panitia Persipan Pembukaan Fakultas Teknik Sipil. Dengan Surat Keputusan Rektor Unila No. 03/KPTS/P/1979 tanggal 8 Januari 1979. Dengan didirikanya Fakultas Non Gelar Teknologi hingga saat ini Universita Lampung telah memiliki 6 Fakultas yaitu: Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Pendidikan , Fakultas Keguruan , Fakultas Pertanian serta Fakultas Non Gelar Teknologi.
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, tantangan utama Unila periode itu adalah dalam hal staf pengajar baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Memahami masalah yang ada, pimpinan Unila membangun fasilitas perumahan sederhana untuk penghunian sementara bagi para dosen baru. Alhamdulillah dosen-dosen baru berdatangan dan bersama membangun Unila. Pada kurun waktu itu, tenaga dosen bertambah hampir 300% yaitu mencapai 188 orang dan 7 diantaranya mendapat gelar master dari dalam dan luar negeri. Akhirnya, jabatan Rektor Unila ia serah terimakan kepada Prof. Dr. Margono Slamet, berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No.198/M/1981 tangal 14 Nopember 1981.
Hingga kini, Unila terus berbenah dan melakukan peningkatan mutu dan produktivitas, dan peningkatan fungsi Unila sebagai instrumen pembangunan di daerah Lampung. Untuk itu, Unila melakukan berbagai program pengembangan staf baik kualitatif maupun kuantitatif, pengembangan prasarana dan sarana kampus, pengembangan kurikulum program akademis dan sistem administrasi akademik. Universitas Lampung, kebanggaan masyarakat Lampung, hari ini menapaki usia yang ke-58, terus semangat untuk mempercepat Pembangunan khususnya di provinsi Lampung. Hingga sekarang, perjuangan, pengorbanan, pengabdian, dan keteladanan yang diberikan Unila telah berkontribusi dalam mewarnai perkembangan kehidupan masyarakat baik yang berada di Lampung maupun di wilayah Indonesia.
Sebagai pendidik, Sitanala telah melahirkan puluhan artikel ilmu tanah yang telah diterbitkan pada jurnal dalam dan luar negeri. Bersama rekannya dari Amerika Serikat, El-Swaify, dan dari Sri Lanka, Krisnarajah, Sitanala menulis bab “Soil Erosion by water” dalam buku Natural System for Development-What Planners Need to Know (R.A. Carpenter, Ed.) terbitan MacMillan Publ. Co., New York, USA, pada tahun 1983. Ia juga menjadi editor kepala untuk buku Conservation Policies for Sustainable Hillslope Farming yang diterbitkan Soil and water Conservation Society, Ankeny, Iowa, Amerika Serikat, pada tahun 1992.
”Selesaikan yang harus tuntas hari ini, jangan tunda esok”, demikian prinsip tersebut yang selama puluhan tahun telah dipegang oleh Sitanala Arsyad. Hari ini “Tunai sudah misi Muliamu”. Keluarga Besar Unila tentu merasa sangat kehilangan yang mendalam pada mantan sosok rektor pertama dua Periode ini. Hari ini, bertepatan dengan Dies Natalis Unila ke 58, Rektor bersama civitas akademika berencana akan melakukan upacara pelepasan jenazah di Gedung Serba Guna. Sudah sepatutnya kita semua bersedih, meski tak harus berlinang air mata. Innalilahi wainnailaihi rojiun,”.
Dengan segala ketulusan hati kita berdoa, semoga almarhum kolega, sahabat, ayahanda, datuk dan guru kita tercinta, Prof. Dr. Sitanala Arsyad, MSc diampuni segala dosa dan kesalahannya semasa beliau hidup, serta ditempatkan di sisiNya dengan tenang. Amiin YRA. InshaAllah akan hadir “Sitanala” lain melanjutkan misi Muliamu.