METRO – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyebut dengan penerimaan masyarakat transmigrasi di Metro merupakan kunci untuk merawat dan menjaga keutuhan Indonesia. Dalam kunjungannya ke Sumbersari Bantul, Kecamatan Metro Selatan, Ganjar mengatakan, banyak warga transmigrasi yang ada di Sumbersari Bantul.
“Kalau kemarin kan di Pesawaran kami mendapatkan cerita bagaimana transmigrasi pertama pada 1905. Nah, sekarang ini ketemu dengan Mba Sumo Wiyono yang sudah berusia 97 tahun,” kata dia saat mengunjungi kediaman tokoh transmigrasi di Sumbersari Bantul, Sabtu (22/1).
Ganjar menyatakan, transmigrasi ini merupakan sebuah perjuangan yang luar biasa.
“Tentu penerimaan dari masyarakat Lampung yang baik sehingga bisa bersatu dan menjadi tanah air bagi mereka. Saya tadi sempat bercengkerama dengan Mbah Sumo. Beliau pindah di sini sejak usia 13 tahun. Dimana tempat ini merupakan hutan sebelum akhirnya menjadi permukiman warga,” ujar dia.
Ganjar menambahkan meski tidak ada ikatan saudara, dia tetap menyebut semua umat manusia adalah saudara.
“Jelas, semua manusia bersaudara. Untuk masyarakat Metro, Lampung terima kasih. Banyak warga Jawa Tengah di sini bisa saling bahu-membahu dan tentunya atas penerimaan yang luar biasa ini mereka bisa hidup rukun. Menurut saya inilah yang namanya merawat Indonesia yang sejatinya,” ungkapnya.
Di sela-sela kunjungannya, Ganjar tetap meminta masyarakat untuk taat protokol kesehatan agar terhindar dari pandemi covid-19.
Pada kesempatan yang sama, Mbah Sumo Wiyono (97) mengungkapkan, pihaknya ke Lampung pada 1938 pada masa kolonial Belanda.
“Ke sini saat usia 13 tahun bersama keluarga. Dulu banyak barengannya. Namun, tidak dijadikan satu ke sini semua. Kami dulu dipisah-pisah, dulu namanya masih Lampung Tengah. Kami ditempatkan di bedeng-bedeng gitu,” ujarnya.
Mbah Sumo menjelaskan, bedeng merupakan suatu tempat tinggal di suatu wilayah yang mulai terhitung dari bedeng 1-64.
“Nah orang tua saya ini ditempatkan di bedeng 27 yang sekarang ini dinamakan Kelurahan Sumbersari Bantul,” ujarnya.
Mbah Sumo sangat tersanjung atas kunjungan Ganjar Pranowo. Dia bertanya kenapa seorang pemimpin mau datang ke rumahnya yang hanya rakyat biasa.
“Kan ada orang-orang besar lainnya yang bisa dikunjungi. Intinya saya merasa senang sekali atas kunjungan beliau,” ungkapnya.Kepada Bangkitlah.com dilaporkan, diketahui, Mbah Sumo Wiyono (97) masuk dalam program transmigrasi pada 1938. Kini Mbah Sumo tinggal di Jalan Bendosari, RT 16 RW 04, Kelurahan Sumbersari Bantul, Metro Selatan. (Fatimah)