Presiden Joko Widodo. (Ist)

JAKARTA – Presiden Joko Widodo memerintahkan agar dilakukan rapid test secara massif serempak disetiap kota, kabupaten dan provinsi agar bisa menghentikan penyebaran dan penularan wabah Corona secepatnya. Hal ini ditegaskan Presiden dalam Rapat Terbatas mengenai Laporan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, di Jakarta (20/4).  

“Yang pertama, saya ingin agar ditekankan kepada seluruh provinsi, kabupaten, dan kota mengenai pentingnya, satu, pengujian sampel secara masif, kemudian diikuti dengan pelacakan yang progresif, dan mengisolasi yang terpapar dengan ketat,” tegas presiden dalam evaluasinya terhadap penanganan Corona.

Presiden menekankan jangan sampai pemeriksaan massif tidak dilakukan sehingga kesulitan untuk memetakan orang sakit dan orang sehat.

“Tiga hal ini yang harusnya sering terus menerus ditekankan kepada seluruh daerah. Sekali lagi, pengujian sampel yang masif, pelacakan yang agresif, dan isolasi yang ketat,” tegasnya.

Sebelumnya Presiden menegaskan pentingnya evalusi total penanganan Corona yang sudah berlangsung selama ini. Tujuannya adalah agar secepatnya bisa diperbaiki.

“Hari ini saya ingin ada evaluasi total dari apa yang telah kita kerjakan dalam penanganan COVID-19 ini, terutama evaluasi mengenai PSBB. Secara lebih detail kekurangannya apa, plus minusnya apa, sehingga bisa kita perbaiki,” tegasnya.

Presiden juga menekankan soal bantuan sosial yang harus secepatnya diterima masyarakat secara tepat sasaran. Untuk itu harus ada pengecekan dilapangan

“Saya ingin agar bantuan sosial kepada yang kurang mampu ini betul-betul tepat sasaran. Ada kontrol pengawasan, ada cek lapangan, sehingga barang-barangnya itu bisa diterima oleh penerima dengan baik dan sekali lagi bisa benar, tepat sasaran,” tegasnya.

Presiden  Jokowi menekankan pentingnya distribusi logistik dan kelancaran produksi agar tidak ada hambatan di lapangan.

“Stok pangan cukup. Pastikan agar kita memasuki bulan Ramadan ini betul-betul memiliki sebuah kepastian mengenai stok pangan,” tegasnya.

Kepada Bangkitlah.com dilaporkan, Presiden juga menyoroti perbaikan sistem rujukan dan manajemen penanganan di rumah sakit, untuk mengatasi overcapacity dari rumah sakit rujukan yang dimiliki.

“Ini betul-betul manajemennya harus diatur betul, mana yang sedang dan ringan, mana yang berat yang memerlukan penanganan yang lebih intensif di rumah sakit,” tegasnya.  

Presiden mengapresiasi cara-cara konsultasi medis dengan menggunakan teknologi dan meminta agar bisa perbesar dan dikembangkan lagi.

“Agar ini terus ditingkatkan jumlahnya sehingga kontak antara pasien dengan dokter itu bisa dikurangi,” tegasnya. (Utari)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here