Dr. Kurtubi, Pakar Energi. (Ist)

JAKARTA – Skenario Terburuk PBB menunjukkan, setengah populasi di dunia akan hidup di bawah garis kemiskinan karena pandemik Covid-19. Hal ini akan membawa resiko chaos massal yang sangat besar. Untuk itu perlu segera menghidupkan kembali semua episentrum ekonomi. Hal ini ditegaskan oleh pakar energi, Dr. Kurtubi kepada Bangkitlah.com Senin (15/6) menanggapi skenario tersebut.

“Gawat ini! Bukan hanya resiko penutupan episentrum ekonomi akibat virus corona ini yang akan berhenti pada titik yang menyebabkan separoh penduduk dunia akan hidup Melarat dibawah garis kemiskinan. Tapi resiko terjadinya chaos sosial secara massal sangat besar,” ujar Alumnus Colorado School of Mines, Amerika Serikat dan Institut Francaise du Petrole, Perancis ini.

Kurtubi mengingatkan kalau skenario PBB terjadi maka akan menghancurkan peradaban umat manusia.

“Soal sepele bisa jadi pemicu kerusuhan dan penjarahan massal yang bisa bermuara hancurnya peradaban. Makanya episentrum ekonomi gak boleh dimatikan atau ditutup berlama-lama,– mudorotnya jauh lebih besar,” ujarnya. 

Kurtubi berharap agar semua episentrum ekonomi segera bisa dihidupkan kembali untuk menghidari skenario PBB tersebut.

“Dibuka saja semua industri, UMKM, warung, restoran, hotel, pertokoan, mall, semua kendaraan, dan lainnya. Tentu dengan terus harus pakai masker dan memperkuat daya tahan atau kesehatan, sambil menunggu vaksin dan obat yang lulus  uji klinis yang saat ini semua ahli sedang berusaha. Kita berdoa semoga vaksin dan obatnya yang ces-plengyang lulus uji klinis, bisa segera kita ditemukan,” katanya.

395 Juta Orang Miskin Ekstrim

Sebelumnya, Skenario Terburuk PBB menunjukkan, setengah populasi di dunia akan hidup di bawah garis kemiskinan karena pandemik Covid-19 dilaporkan Sarah Meiliana Gunawan editor RMOL, Jumat, 12 Juni lalu.

Menurutnya, Pandemik Covid-19 bukan hanya memicu masalah kesehatan namun juga ekonomi yang berimbas ke berbagai sektor lainnya. Alhasil, pengangguran, angka kemiskinan, hingga angka kelaparan membengkak.

Tim peneliti dari United Nations University (UNU) atau Universitas PBB mengungkapkan, dampak pandemik Covid-19 bisa membuat 395 juta orang masuk dalam jurang kemiskinan ekstrem. Di mana mereka hanya hidup dengan kurang dari 1,90 dolar AS atau Rp 27.017 (Rp 14.219/dolar AS) per harinya.

Dengan begitu, totalnya akan ada sekitar 1,12 miliar orang di seluruh dunia yang berada di bawah garis kemiskinan Bank Dunia. Itu adalah skenario yang terbaik yang dilakukan oleh tim UNU. Dalam laporan yang dirilis oleh UNU-WIDER pada Jumat (12/6), ada skenario yang lebih buruk.

Di bawah skenario terburuk, jika ambang batas kemiskinan diterapkan di angka 5,50 dolar AS atau Rp 78.207 di antara negara-negara berpenghasilan menengah ke atas, maka akan ada lebih dari 3,7 miliar orang yang berada di bawah garis kemiskinan.

Artinya lebih dari setengah populasi di dunia miskin. Populasi di dunia sendiri saat ini mencapai 7,6 miliar orang.

Dalam skenario terburuk, pandemik Covid-19 dianggap telah memicu kontraksi 20 persen dalam pendapatan atau konsumsi per kapita.

“Prospek bagi orang-orang termiskin di dunia terlihat suram kecuali pemerintah melakukan lebih banyak dan melakukannya dengan cepat serta menutupi hilangnya pendapatan harian yang dihadapi orang miskin,” ujar salah seorang tim peneliti, Andy Sumner, seperti dikutip Reuters.

“Hasilnya adalah kemajuan dalam pengentasan kemiskinan dapat mundur 20-30 tahun dan membuat tujuan PBB untuk mengakhiri kemiskinan terlihat seperti mimpi pipa,” sambungnya.

Sementara itu, pada Senin (8/6), Bank Dunia mengatakan pihaknya memperkirakan 70-100 juta orang akan didorong ke dalam kemiskinan ekstrem oleh pandemik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh King’s College London dan Australian National University, akan terjadi pergeseran geografis dalam distribusi kemiskinan.

Wilayah yang diperkirakan akan mendapatkan lonjakan angka kemiskinan ekstrem adalah Asia Selatan, terutama India yang padat penduduk. Wilayah Asia Selatan tidak sendiri, karena Afrika Sub-Sahara juga mulai terlihat mengkhawatirkan. (Utari)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here