JAKARTA – Tim Mitigasi Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr Adib Khumaidi, SpOT menilai, meskipun program vaksinasi sudah mulai dilakukan, namun hal ini hanya merupakan salah satu upaya pencegahan (preventif) dan kondisi ini tidak akan berjalan maksimal apabila masyarakat tetap abai dalam menjalankan protokol kesehatan 5M.
Yakni, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, menjaga jarak, membatasi mobilitas, dan menghindari kerumunan.
Dr. Adib juga meminta, pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan strategi testing secara serentak bagi seluruh lapisan masyarakat sehingga dapat menentukan diagnosa dini agar dapat tindakan segera bagi yang terkonfirmasi positif tersebut. Situasi penularan Covid saat ini sudah tidak terkendali, terutama karena aktifitas mobilitas masyarakat semakin meningkat.
“Testing ini dibutuhkan untuk bukan hanya screening (penyaringan), namun juga tracing (penelusuran) dan evaluasi penyembuhan. Saat ini angka testing di Indonesia masih baru mencapai kurang dari 5 persen dari total populasi penduduk Indonesia,” kata Dr. Adib dalam keterangan tertulis yang diterima Bangkitlah.com di Jakarta, Minggu (31/1).
Dr. Adib juga menghimbau pemerintah setempat dan pengelola fasilitas kesehatan untuk memberikan tes rutin untuk mengetahui status kondisi kesehatan terkini para pekerja medis dan kesehatan yang bertugas menangani pasien.
Menyikapi situasi yang terjadi belakangan ini dimana akibat perubahan cuaca dan bencana alam, Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia, dr Mahesa Paranadipa Maikel, MH mengingatkan, perlunya antisipasi kondisi penumpukan pengungsi dari korban-korban bencana alam yang dalam situasi pandemi ini juga perlu ditangani dengan serius seraya memperhatikan protokol kesehatan.
“Hal ini untuk meminimalisir adanya penularan covid terjadi di klaster pengungsian korban bencana alam,” kata dr Mahesa.
dr Mahesa menyebutkan, protokol kesehatan di lokasi pengungsian bencana yang perlu diperhatikan oleh para pemangku kebijakan dan para relawan penanggulangan bencana serta masyarakat korban bencana.
Antara lain, pengaturan sirkulasi udara di lokasi penampungan pengungsi bencana alam tetap terjamin, penggunaan masker dan rajin mencuci tangan bagi semua lapisan juga harus tetap terjaga walaupun mungkin beberapa kondisi penjagaan jarak antara keluarga inti korban bencana mungkin sulit dihindari.
Dokter Mahesa pun menyebutkan, tempat pengungsian juga sebaiknya berusaha menyediakan fasilitas tempat pencucian tangan yang disertai dengan sabun cuci tangan dan yang terpenting adalah BNPB atau BNPD badan penanggulangan bencana daerah maupun nasional harus bisa memfasilitasi pemeriksaan kesehatan atau pengawasan kesehatan di lokasi lokasi pengungsian.
“Sehingga bila ada pengungsi yang mengalami gangguan kesehatan maka harus segera diperiksa dan jika kondisi kesehatannya mengarah pada ‘suspect covid’ maka harus dilakukan testing dan jika ada pengungsi yang didapati terkonfirmasi covid melalui PCR maka harus segera dilakukan tracing (penelusuran) agar tidak terjadi penularan yang besar di klaster pengungsian dan penanganan pengungsi bisa berjalan dengan baik,” katanya. (Utari)