GUNUNG SUGIH – Komisi IV DPRD Lampung Tengah menduga pemesanan baju hazmat sebagai alat pelindung diri (APD) bagi petugas medis terkesan asal-asalan.
Kepada Bangkitlah.com dilaporkan, Komisi yang membidangi kesehatan itu mendapati kualitas baju hazmat yang dipesan oleh Dinas Kesehatan Lampung Tengah tidak memenuhi standar untuk penanganan pasien Covid-19.
Anggota Komisi IV DPRD Lamteng Agus Suwandi menyebutkan, pihaknya telah melihat langsung kualitas hazmat tersebut.
Menurutnya, hazmat tersebut sangat tipis dan tidak kedap air.
“Baju hazmat tidak sesuai, bahkan jauh dari standar. Kami sudah cek langsung (ke gudang Diskes Lamteng). Tapi saya dengar itu mau dikembalikan lagi,” kata Agus, Kamis (9/4).
Komisi IV, lanjut Agus, segera melayangkan surat untuk menggelar rapat dengar pendapat.
Alasannya, diskes terkesan lepas tangan terkait pengadaan hazmat.
“Komisi IV akan melayangkan surat ke Diskes dan direktur RSUD Demang Sepulau Raya. Alasannya, keduanya saling lempar tanggung jawab. Kita akan konfrontasi terkait pemesanan APD itu,” sebutnya.
Komisi IV juga merasa Diskes maupun RSUD Demang Sepulau Raya tidak berkoordinasi dengan DPRD terkait anggaran pembelian APD.
“Kami hanya ingin tahu APD yang dipesan itu sudah sesuai prosedur atau tidak, sesuai juklak dan juknis atau tidak. Karena selama ini kami memang tidak dilibatkan oleh dinas terkait,” pungkasnya.
Hal sama diungkapkan Wakil Ketua I DPRD Lamteng Yulius Heri Susanto.
Yulius menilai Diskes Lamteng tidak transparan dalam penanganan Covid-19.
“Saya mendengar langsung bagaimana petugas kesehatan di sejumlah puskesmas itu tidak dilengkapi dengan APD yang standar. Ini kan sangat miris. Padahal petugas kesehatan kita adalah garda terdepan dalam memerangi Covid-19,” kata Yulius.
Yulius berharap, Diskes tidak seperti bermain catur alias lambat dalam menangani wabah virus corona.
“Kita ini tidak sedang bermain catur, terlalu banyak berpikir. SDM (petugas kesehatan) harusnya mendapatkan APD yang baik dalam mereka menangani Covid-19. Jadi saya berharap kita untuk tidak main-main, karena ini urusan kemanusiaan dan menyangkut nyawa banyak orang,” tutupnya. (Mardiana)