BANDAR LAMPUNG – Warga Perumahan Lamban Bhayangkara, Sukadanaham, Tanjungkarang Barat, mengeluhkan tidak adanya fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) dari pihak pengembang perumahan, PT Sinar Dika Abadi. Sebanyak 105 KK di perumahan tersebut harus menampung air hujan untuk kebutuhan sehari-hari. Hal itu karena tidak adanya sumber air yang mengalir. Padahal, sumber air kebutuhan utama penghuni perumahan yang harus ada.
Warga perumahan, Lakimen, mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali berusaha menyurati pengembang perumahan. Namun, belum ada jawaban dan realisasi atas keluhan yang mereka sampaikan sampai saat ini.
“Salah satunya tidak ada air, kami sangat membutuhkan air. Itu yang utama. Di sini dataran tinggi bukannya sejuk malah gersang. Jadi, kalau hujan kami harus siapkan tampungan air,” katanya, Jumat (15/10).
Setiap penduduk perumahan tersebut masih harus mencari air bersih dengan cara membeli setiap hari. Beberapa waktu lalu, penghuni perumahan juga melakukan swadaya untuk membuat sumber air.
“Kami beli juga. Harganya Rp 10 ribu per satu meter kubik dari perumahan sebelah. Ditambah dengan Rp20 ribu per bulan untuk perawatan mesin,” ujarnya.
Pihaknya juga menginginkan adanya fasilitas musala untuk sarana beribadah penduduk sekitar. Meski pihaknya berulang kali melayangkan surat kepada pengembang, hingga kini belum pernah terealisasi.
Selain itu, fasilitas umum seperti pemakaman dan taman bermain juga belum ada. Hanya ada rumah-rumah warga yang terlihat berjajar padat dan tidak ada ruang terbuka hijau.
“Jadi kemarin ada yang meninggal, jenazahnya dikubur di kampung halamannya,” katanya.
Kepada Bangkitlah.com dilaporkan, pihaknya sudah mengadukan permasalahan ini ke dinas terkait dan DPRD Bandar Lampung. Namun, sejauh ini belum ada solusi. (Wengky)