JAKARTA – Vaksin Nusantara alias imunoterapi dengan dendritik sel terkesan ‘dimusuhi’ oleh sejumlah pihak di tanah air. Setidaknya kondisi seperti sempat dilontarkan Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari.

Padahal sejumlah negara sangat berminat produk yang digagas Mantan Menteri Kesehatan Agus Putranto tersebut.

Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Proffesor Nidom Foundation (PNF), Prof Dr Chairul Anwar Nidom mengaku mendengar kabar Turki telah memesan 5,2 juta dosis Vaksin Nusantara.

Tak hanya itu, pendiri Beranda Ruang Diskusi yang juga praktisi media, Dar Edi Yoga menyebutkan salah satu negara tetangga bahkan berani membayar sebesar Rp3,4 triliun agar uji klinis dilakukan di negara tersebut.

“Yang saya dengar dari sumber yang dapat dipercaya, negara tetangga kita berani bayar Rp3,4 Triliun jika uji klinis Vaksin Nusantara diambil alih oleh negara itu, dan negara tetangga lainnya juga berminat memesan Vaksin Nusantara,” ungkapnya.

“Ini seperti metoda DSA dr Terawan yang ditentang oleh IDI tapi sudah menyelamatkan puluhan ribu orang dan diakui dunia internasional,” tandas Yoga.

Menurutnya, Vaksin Nusantara adalah imuno terapi, sehingga tidak bisa sistem pengujiannya disamakan dengan vaksin konvensional. Jika imuno terapi ini bisa melawan Covid, kenapa tidak diproduksi saja?. Terlebih sudah masuk jurnal uji klinis di Jurnal WHO.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah merilis jurnal terkait Vaksin Nusantara di situs resminya, clinicaltrials.gov, pada Jumat lalu, 20 Agustus 2021.

Sebelumnya, dalam sebuah wawancara dengan Mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari, Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Proffesor Nidom Foundation (PNF), Prof Dr Chairul Anwar Nidom menyebutkan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari Vaksin Nusantara.

“Saya berharap inilah jalan keluar dari pandemi atau dari virus-virus yang tidak bisa didekati dengan vaksin konvensional. Bahkan, dengan Vaksin Nusantara, berbagai penyakit dapat diatasi seperti demam berdarah, HIV, Ebola,” imbuhnya dalam Channel YouTube Siti Fadilah Supari.

Siti Fadilah Supari mengungkapkan kondisi dirinya usai disuntik Vaksin Nusantara. Menurut Siti Fadilah, usai makan nasi tangan tangan biasanya bengkak kini malah tidak sama sekali.

“Vaksin biasa bikin inflamasi, namun Vaksin Nusantara tidak ditemukan,” ucapnya.

Kepada Bangkitlah.com di Jakarta dilaporkan, Siti Fadilah mengatakan, Vaksin AstraZeneca yang sudah jelas menimbulkan inflimasi saja ditandatangani, lantas kenapa Vaksin Nusantara tidak didukung.

Dalam kesempatan itu Prof Nidom mengatakan, Vaksin Nusantara sudah dipesan sebanyak 5,2 juta dosis.

“Saya dengar Turki sudah pesan 5.2 juta Vaksin Nusantara,” ucapnya. (Adriana)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here