BANDAR LAMPUNG – Sektor pertanian di Lampung terus dorong untuk tetap bergeliat hidup, khususnya melalui pupuk subsidi hingga kredit usaha rakyat (KUR). Hal tersebut guna menghidupkan ekonomi kerakyatan agar petani Lampung bisa berjaya dan terus mempertahankan Lampung sebagai lokomotif pertanian.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Sumber Makmur, Paidin, menilai keberadaan pupuk subsidi sangat dirasakan manfaatnya. Dengan harga pupuk subsidi yang murah, tentu hal tersebut mampu menekan biaya produksi para petani. Meski pemerintah belum dapat memenuhi kebutuhan pupuk subsidi secara keseluruhan karena keterbatasan anggaran.
“Terbantu adanya pupuk subsidi. Meski tidak semua tanaman diberi pupuk subsidi. Karena dari tanaman padi sebanyak satu hektare, mungkin pupuk subsidi hanya bisa memenuhi kebutuhan pupuk 30-40 persen dari luas lahan itu. Tentunya kami membeli pupuk nonsubsidi untuk penuhi kebutuhan pupuk,” katanya, melalui telepon, Jumat (25/2).
Paidin menceritakan keterbatasan modal kerap menjadi masalah bagi para petani, terlebih harga pupuk non subsidi yang terbilang cukup mahal. Namun, kendala tersebut sedikit terbantu dengan adanya program pemerintah lainnya, yakni KUR Pertanian. Selain untuk pendanaan pupuk nonsubsidi, pinjaman yang diperoleh petani melalui KUR Pertanian dimanfaatkan guna produksi lainnya, seperti untuk membeli cairan pengusir hama.
“Banyak manfaatnya sudah yang saya rasakan program pemerintah, mulai dari pupuk subsidi, sampai dana pinjaman KUR,” ujar Paidin.
Sementara itu Kepada Bangkitlah.com dilaporkan, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung, Kusnardi, menjelaskan pendistribusian pupuk subsidi telah digelontorkan Januari 2022. Ia mengatakan jumlah pupuk subsidi yang didistribusikan belum bisa memenuhi seluruh kebutuhan para petani di Lampung.
“Memang jumlah pupuk subsidi belum semua bisa terpenuhi, karena mungkin minimnya anggaran, sehingga tidak semua lahan petani bisa diberi pupuk subsidi,” kata dia.
Kusnardi menambahkan mayoritas petani di Lampung terbilang cukup mandiri. Untuk menyiasati keterbatasan jumlah pupuk subsidi, petani membeli pupuk nonsubsidi. Banyak petani yang mengajukan KUR untuk permodalan, dan membeli pupuk nonsubsidi.
“Pada tahun ini jumlah penerima pupuk subsidi di Lampung meningkat menjadi 50.488 orang berdasarkan data indek terbaru,” ujar Kusnardi.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menerangkan, pupuk subsidi merupakan program prioritas untuk membantu para petani mengembangkan budidaya pertaniannya.
“Dengan pupuk yang baik, maka budidaya pertanian juga akan berkembang semakin baik. Untuk itu Kementan menggulirkan program pupuk subsidi,” katanya. (Wengky)