JAKARTA – TNI mendapatkan tingkat kepercayaan tertinggi dari masyarakat dalam survei yang digelar oleh Puspoll Indonesia.
Direktur Eksekutif Puspol Indonesia Muslimin Tanja mengatakan, dari hasil survei yang dilaksanakan, tingkat kepercayaan terhadap TNI mencapai sekitar 90 persen.
Jumlah tersebut terlihat dari hasil survei yang menunjukkan bahwa terdapat 32,8 persen yang menyatakan sangat percaya dan 62,2 persen cukup percaya.
Sisanya, 2,5 persen kurang percaya, 0,4 persen tidak percaya sama sekali, dan 2,1 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
“Lembaga yang tingkat kepercayaannya tertinggi itu ada di TNI. Jadi kalau kita lihat TNI itu tingkat kepercayaannya mencapai sekitar 90 persen. Jadi secara kelembagaan, masyarakat cukup percaya dengan lembaga TNI,” kata Muslimin dalam konferensi pers hasil survei Puspoll Indonesia, Minggu (23/5).
Kepada Bangkitlah.com dilaporkan lembaga yang mendapat tingkat kepercayaan tinggi kedua adalah Presiden.
Kepercayaan terhadap lembaga kepresidenan, kata dia, mencapai 80 persen lebih.
Jumlah tersebut terdiri dari 22,8 persen sangat percaya dan 59,4 persen cukup percaya.
Kemudian terdapat 14,1 persen yang kurang percaya, 1,1 persen tidak percaya sama sekali, dan 2,6 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
Selanjutnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menempati urutan ketiga dengan tingkat kepercayaan 17,2 persen sangat percaya dan cukup percaya 63,8 persen atau sekitar 80 persen.
“Jadi ini adalah lembaga-lembaga yang tingkat tinggi,” kata dia.
Sementara itu, lembaga yang kepercayaannya terendah diduduki oleh DPR dan partai politik.
Sebanyak 6,4 persen yang menyatakan sangat percaya kepada DPR, 56,9 cukup percaya, 27,4 persen kurang percaya, 4,1 persen tidak percaya sama sekali, dan 5,1 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
Kemudian ada 5,1 persen yang menyatakan sangat percaya pada partai politik, 50,1 cukup percaya, 31,9 kurang percaya, 6,9 tidak percaya sama sekali, dan 6,1 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
“Ini tentunya banyak faktor kenapa lembaga ini cukup rendah tingkat kepercayaannya, yang paling banyak disorot memang lembaga ini,” kata dia.
Pengumpulan data survei Puspoll Indonesia dilakukan sejak 20-29 April 2019 melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner terstruktur di 34 provinsi.
Sampel survei dipilih secara acak dengan metode penarikan sampel acak bertingkat dengan jumlah sampel sebanyak 1.600 responden dan margi of error 2,45 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (Adriana)