JAKARTA – Untuk menghadapi mutasi virus Covid 19, maka harus segera bisa diikuti dengan penggantian antigennya dalam pembuatan vaksin. Mutasi virus Covid saat ini telah mencapai 200 mutasi. Tidak mungkin menggunakan vaksin dengan antigen lama untuk menghadapi mutasi virus yang terus menerus. Hal ini disampaikan Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Profesor Nidom Foundation (PNF), Prof dr Chairul Anwar Nidom dari Surabaya kepada Pers di Jakarta, Kamis (15/4).
“Kalau menggunakan vaksin konvensional maka harus menunggu lebih dari 1 tahun. keburu virusnya mutasi lagi. Ini yang menyebabkan vaksin konvensional gagal mengahadapi Covid19,” ujar Nidom.
Oleh karena itu Nidom menegaskan metode denditrik pada Vaksin Nusantara yang dikembangkan dr Terawan Agus Putranto sangat signifikan
“Betul. Vaksin Nusantara yang menggunakan medote denditrik akan menjawab sesuai perkembangan mutasi virus yang bisa berbeda-beda di dalam tubuh. Ini jadi jalan keluar, atas kegagalan vaksin konvensional,” ujarnya.
Kepada Bangkitlah.com dilaporkan, Nidom menjelaskan, kandungan vaksin dendritik adalah sel dendritik yang setiap saat bisa diambil dari plasma.
“Protein antigennya setiap saat bisa diganti menyesuaikan perkembangan virus. Bahan penumbuh sel dendritik, setiap saat bisa dibeli,” jelasnya.
Nidom menjelaskan juga keuntungan penggunaan Vaksin Nusantara adalah untuk penderita komorbit karena dendritik sel masing-masing orang.
*Pasien yang sedang gawat di rumah sakit, karena pembentukan antibodi spesifik bisa langsung setelah disuntikan, tidak menunggu 14 hari dulu,” jelasnya.
Nidom menginngatkan, dengan jumlah penduduk terbesar ke 4 di dunia, berarti Indonesia menghadapi resiko terbesar dalam pandemi ini.
“Seyogjanya semua potensi anak bangsa khususnya aspek-aspek kesehatan, obat & vaksin, diberi tempat untuk berkembang,” tegasnya. (Utari)