BANGKALAN – Persoalan perang terhadap wabah Corona berlaku di seluruh daerah termasuk Kabupaten Bangkalan. Hingga 2 April 2020 ada 7.923 Orang Dalam Resiko (ODR) dan 277 Orang Dalam Pemantauan (ODP). Untuk pasien positif nihil. Hal itu membuat pandangan tersendiri bagi Ketua Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Bangkalan, Muhyi.
Dia berpendapat, dengan nihilnya kasus positif corona di Kabupaten Bangkalan justru harus ekstra waspada dalam pencegahannya. Masyarakat harus benar-benar memperhatikan dan melaksanakan prosedur pencegahannya. Sebab, jika virus corona ini sudah masuk ke Bangkalan, maka resiko tertular sangat besar.
“Apalagi, masyarakat Bangkalan dan Madura pada umumnya mempunyai jiwa sosial sangat tinggi. Sosial dan Physical Distancing akan sulit diterapkan di pedesaan mengingat tegur sapa sudah menjadi budaya masyarakat,” ujarnya Muhyi di Bangkalan, Senin (6/4).
Menurutnya, pihak berwenang agar selalu memperhatikan penyebaran di setiap sudut ruang kabupaten Bangkalan. Termasuk mengabarkan tentang pasien dan masyarakat yang telah positif covid-19. Sebab, mereka pasti berinteraksi sosial di wilayahnya sehingga untuk memutus rantai penyebarannya harus terbuka.
“Corona ini kan bukan penyakit biasa, Corona ini bukan penyakit memalukan tapi mematikan pada orang-orang tertentu. Siapa saja bisa terserang virus ini, tanpa terkecuali. Sikap terbuka bagi penderita positif Corona menjadi informasi awal untuk memutus rantainya. Agar masyarakat bisa waspada,” jelas Muhyi.
Kepada Bangkitlah.com dilaporkan, menurut Muhyi penyebaran utama virus ini melalui interaksi sosial dengan orang yang sudah dinyatakan positif. Dalam artian, orang positif ini bisa menunjukkan gejala sakit, atau pun tidak menunjukkan gejala apa-apa lantaran sistem imunnya yang tinggi. Selain itu, melalui benda yang disentuh oleh penderita covid-19, sehingga virusnya menempel di benda itu. Di sini, perlunya penyemprotan disinfektan dan pola hidup bersih.
“Mengikuti perkembangan kabar yang beredar di masyarakat mengenai masyarakat positif covid19, pihak berwenang harus ekstra terbuka untuk mengabarkan penyebaran virus ini. Jika kita tertutup, jelas akan dan membuat semua orang menjadi korban,” ungkapnya.
Dia menambahkan, masyarakat akan semakin panik jika berita simpang-siur tidak diklarifikasi kebenarannya oleh pihak berwenang. Pemerintah daerah harus jujur menyampaikan kondisi apapun menyangkut covid19. Pemerintah daerah tidak usah menutup-nutupi kabar apapun tentang corona ini. Sebagai bentuk kewaspadaan bukan kepanikan. Jadi sikap terbuka jangan diartikan kepanikan, tetapi kewaspadaan agar penyebarannya tidak semakin meluas.
“Kita di DKR sering menjadi rujukan masyarakat untuk mengetahui perkembangan penyebaran virus ini. Akan tetapi, kita sendiri juga kesulitan mengakses informasi. Jadi pemerintah harus terbuka sebagai bentuk kewaspadaan,” paparnya. (Hendri Jhoni)