Dr. Eva Sridiana, Sp.P Ketua Umum Dokter Indonesia Bersatu (DIB). (Ist)

JAKARTA – Tepat pada peringatan Hari Dokter Nasional yang jatuh pada Sabtu, 24 Oktober 2020 ini. Dr. Eva Sridiana, Sp.P meminta pemerintah tidak memaksakan vaksinasi Covid-19 pada rakyat Indonesia. Hal ini mengingat vaksin yang dibuat dalam keadaan darurat dan belum diketahui efektifitas dan efek vaksin tersebut.

“Biarkan rakyat memilih untuk divaksin atau tidak. Tidak boleh paksakan. Mengingat belum ada vaksin Covid-19 yang jelas efektivitas dan resiko efek sampingnya karena dibuat dalam keadaan  darurat,” tegasnya kepada Bangkitlah.com  di Jakarta, Sabtu (24/10).

Ketua Umum Dokter Indonesia Bersatu ini mengatakan jangan sampai vaksinasi justru membawa masalah baru pada rakyat yang sedang berhadapan dengan wabah Corona saat ini. Ia mengingatkan bahwa apapun yang terjadi, pemerintah nantinya yang akan bertanggung jawab atas efek vaksinasi yang dilakukan.

“Mengingat efek dari vaksin Covid-19 ini sangat individual, bisa saja memang membentuk sistem kekebalan pada seseorang, namun bisa tidak ada efek apa-apa, dan bukan tidak mungkin malah memberi efek sebaliknya,” ujarnya menanggapi surat edaran dari Kementerian Kesehatan kepada dinas-dinas kesehatan seluruh Indonesia untuk mempersiapkan vaksinasi.

Sebelumnya dilaporkan, otoritas kesehatan Brazil Anvisa mengatakan pada Rabu (21/10) bahwa seorang sukarelawan peserta uji klinis vaksin COVID-19, yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford, meninggal.

Dilaporkan juga kemudian, sedikitnya 13 warga Korea Selatan meninggal setelah menerima suntikan vaksin flu dalam beberapa hari terakhir, menurut laporan media resmi pemerintah dan media lokal yang dilaporkan Reuters Kamis (22/10).

Keadaan itu meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan vaksin, bahkan walaupun pihak berwenang mengesampingkan kaitan antara keamanan vaksin dan kematian warga setelah disuntik vaksin.

Vaksin flu di Korea Selatan berasal dari berbagai sumber. Produsen vaksin flu di Korsel termasuk produsen lokal GC Pharma, SK Bioscience dan Ilyang Pharmaceutical Co, bersama perusahaan farmasi asal Prancis Sanofi dan Glaxosmithkline asal Inggris. Distributor vaksin flu di Korsel termasuk LG Chem Ltd dan Boryung Biopharma Co. Ltd., yang merupakan bagian dari Boryung Pharm Co. Ltd.

Edaran Kemenkes

Sebelumnya beredar surat edaran Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI tertanggal 19 Oktober 2020 yang ditandatangani oleh Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI dr. Achmad Yurianto kepada Dinas Kesehatan Provinsi seluruh Indonesia.

Dalam surat yang bernomor SR.02.06/II/0930/2020 diberitahukan rencana pelaksanaan pemberian imunisasi COVID-19 secara bertahap mulai November 2020.

Imunisasi COVID-19 diberikan pada kelompok rentan usia 18-59 tahun yang terdiri dari:

Tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan dan tenaga penunjang pada fasilitas pelayanan kesehatan;Kelompok prioritas lainnya yang ditetapkan berdasarkan kajian epidemiologi dan kebijakan operasional imunisasi COVlD-19, yaitu:a. Petugas pelayanan publik yaitu petugas yang berhadapan langsung dengan masyarakat, misalnya TNI, POLR1, petugas bandara, petugas stasiun kereta api, petugas pelabuhan, pernadarn kebakaran, petugas PLN dan PAM yang bertugas di lapangan, dsb.b. Kelompok risiko tinggi tainnya, yaitu kelornpok pekerja yang merupakan kelompok usia produktif dan berkontrobusi pada sektor perekonomian dan pendidikan, serta penduduk yang tinggal di tempat berisiko seperti kawasan padat penduduk.c. Kontak erat COVID-19, yaitu orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi COVID-19.d. Administrator pemerintahan dalam bidang pelayanan publik.

Sehubungan dengan hal tersebut, seluruh dinas kesehatan beserta jajaran dapat segera melakukan upaya persiapan dengan sebaik-baiknya, antara lain pendataan sasaran sesuai

dengan kriteria tersebut di atas, penyiapan logistik imunasasi dan penyiapan lainnya.

Hari Dokter Indonesia

Hari Dokter Indonesia 24 Oktober 2020, Indonesia diperingati dengan mengenang kematian ratusan dokter saat bertugas melawan wabah Corona yang melanda Indonesia. Entah berapa banyak dokter lagi yang akan gugur dalam peperangan melawan yang menyerang masyarakat Indonesia.

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 terakhir mengupdate data kasus pasien positif Covid-19 pada Jumat, 23 Oktober 2020 pukul 12.00 WIB ada 4.369 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Penambahan itu menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia kini mencapai 381.910 orang. Angka tersebut terhitung sejak diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020.

Sementara itu, jumlah korban meninggal dunia juga bertambah sebanyak 102 orang. Sehingga, total korban meninggal dunia akibat Covid-19 kini menjadi 12.959 orang.

Selain itu, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh juga meningkat, setelah adanya tambahan 3.497 orang yang dinyatakan sembuh. Sehingga, total pasien sembuh kini menjadi 301.006 orang.

Jumlah pasien yang dinyatakan sembuh juga meningkat, setelah adanya tambahan 3.497 orang yang dinyatakan sembuh. Sehingga, total pasien sembuh kini menjadi 301.006 orang.

Sejarah Hari Dokter Nasional tak lepas dari terbentuknya IDI pada 1950. Perkumpulan dokter pertama kali dibentuk pada 1911 dengan nama Vereniging van Indische Artsen. Selama kurang lebih lima belas tahun berkiprah sebagai tenaga medis, pada tahun 1926, organisasi ini mengalami perubahan nama menjadi Vereniging Van Indonesische Genesjkundigen (VGI). Tahun 1940, VIG mengadakan kongres di Solo.

Jauh sebelum organisasi IDI terbentuk, dokter-dokter di tanah air sudah mencatatkan diri sebagai salah satu pejuang kemanusiaan. Nama-nama besar seperti dr. Sutomo, Wahidin Sudirohusodo, Tjipto Mangoenkoesomo, dan nama-nama dokter lainnya tercatat dalam sejarah tak hanya memerangi penyakit, tetapi juga penjajahan. (Utari)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here