KALIANDA – Sejumlah pengepul di Kabupaten Lampung Selatan mengalami kerugian setelah harga pisang turun cukup tajam.
Pandemi corona virus disease 2019 (Covid-19) yang selama ini terjadi terus berimbas terhadap perekonomian masyarakat. Tak terkecuali para pedagang maupun pengepul pisang.
Kepada Bangkitlah.com dilaporkan, pedagang pisang asal Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan, Rapi mengatakan selama pandemi berlangsung para pedagang pisang mengaku terus merugi akibat harga anjlok dan penurunan omset.
“Sudah sebulan ini harga harga pisang terus anjlok. Padahal dulu mencapai Rp 3.500 per kilogram, sekarang cuma Rp1.700 per kilogram. Mana harga sudah anjlok, orderan juga sepi,” katanya, Senin (19/10).
Rapi mengaku mengalami kerugian hingga puluhan juta akibat merosotnya harga pisang dan turunnya permintaan di wilayah Jabodetabek. Akibatnya banyak pisang yang telah dikumpulkan tersebut membusuk.
“Biasanya dua kali sepekan bisa kirim barang ke Jakarta, sekarang palling banter sekali. Itupun di utang dengan harga murah, ” ucapnya.
Hal senada diungkapkan Sohari, pengepul pisang di kecamatan Penengahan. Dia menduga, turunnya harga pisang itu disebabkan oleh daya beli masyarakat yang juga turun akibat pandemi Covid-19.
Apabila kondisi ini terus berlangsung dalam dua bulan ke depan, ia rasa para pengepul lainnya bakal terancam gulung tikar karena kehabisan modal.
“Saya sudah pasrah dengan merosotnya harga pisang ini, hingga stok pisang yang ada kini membusuk,” ungkapnya. (Mardiana)