Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Lampung Utara, Eva Riwanda Imam. (Ist)

KOTABUMI – Kabupaten Lampung Utara di target Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dapat menurunkan angka presentase prevalensi stunting (pendek) balita usia 0 – 59 bulan sebesar 14 persen. Untuk mengejar target capaian itu, 27 puskesmas yang tersebar di 23 kecamatan se-Lampura mengajukan program kerja yang akan ditetapkan menjadi prioritas kegiatan di kabupaten agar realisasi penurunan angka stunting tersebut dapat segera tercapai.

“Dari hasil riset kesehatan dasar (Rakesda) Dinas Kesehatan (Dinkes) di 2018, mencatat angka presentase di Lampura yang mengalami stunting di wilayah masih tinggi dikisaran 26,6 persen. Karenanya, Dinkes Provinsi Lampung melakukan penilaian program kerja di 27 puskesmas untuk penurunan angka stunting di aula Bappeda pada Selasa (13 Oktober 2020) kemarin dan hasilnya, inovasi program gerakan masyarakat sayang ASI (Germas ASI) menjadi prioritas program unggulan yang dilakukan kabupaten Lampura,” ujar Kepala Seksi (Kasi) Kesehatan Keluarga (Kesga) dan Gizi Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lampung Utara, Eva Riwanda Imam, Rabu (14/10).

Sebelumnya, program Gemas ASI yang diajukan Puskesmas Madukoro itu sebagai program unggulan penurunan angka stunting di Kecamatan Kotabumi Utara, dengan diawali pembentukan lima orang kader yang ditugaskan memberikan sosialisasi bagi ibu menyusui di delapan desa di lingkup kecamatan, yakni Desa Kali Cinta, Madukoro, Madukoro Baru, Talangjali, Margorejo, Banjarwangi, Wonomerto, dan Sawo Jajar.

“Pada program Gemas ASI, kader menyampaikan sosialisasi bagi ibu menyusui agar memberikan ASI eksklusif selama enam bulan dan dilanjutkan hingga bayi berusia minimal dua tahun dengan tambahan makanan mulai enam bulan sesuai dengan usia anak,” ujarnya.

Menurutnya, karena dinilai program yang diajukan Puskesmas Madukoro mencakup tiga kriteria upaya pencegahan stunting, yakni; inovasi, replikatif dan aspirasi, maka program itu juga akan dimasukkan sebagai program kerja di wilayah yang masuk cakupan kerja 26 puskesmas yang lainnya.

Kepada Bangkitlah.com dilaporkan, pihaknya berharap melalui program yang diluncurkan maka penurunan angka stunting dapat segera terealisasi dan dalam pelaksanaan program Dinkes setempat menerima alokasi anggaran bantuan operasional Kesehatan (BOK) penugasan stunting dari dana alokasi khusus (DAK) non fisik Tahun Anggaran (TA) 2020 melalui Kemenkes bersumber dari APBN sebesar Rp750 juta. (Marlia)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here