BANDAR LAMPUNG – Sejumlah masyarakat Bandar Lampung kebingungan lantaran saat ingin berobat, Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dimiliki tidak lagi aktif. Akibatnya, pembiayaan berobat tidak dapat tercover oleh pemerintah.
Kartu KIS yang diperuntukan untuk rakyat prasejahtera ini sebagian tidak lagi aktif, dan tak terdaftar di tiap faskes. Sehingga jika ingin berobat warga harus keluarkan biaya sendiri.
“Saya memang harus berobat rutin, biasanya mau ambil rujukan dari puskes itu ya pakai kartu KIS ini. Tapi tau-tau kata pihak puskesmas KIS saya gak aktif dan harus di urus ke dinas dan kantor BPJS,” ungkap Lidya (33), salah seorang warga Wayhalim, Selasa, 28 Juli 2020.
Kepada Bangkitlah.com dilaporkan, menurutnya, ia sempat mengurus kembali kartu KIS miliknya ke Dinas Sosial Kota Bandar Lampung. Namun, mendapatkan kabar bahwa pihak pemerintah tidak bisa lagi mengaktifkan karena nonaktif kartu berlaku dari Kementerian.
“Saya langsung kaget kan waktu kata orang dinas (dinsos) bilang begitu. Kalau sampai beneran gak bisa diurus gak ngerti lagi ini gimana saya mau berobat soalnya kan biaya berobat mahal sekarang,” katanya.
Sementara itu, salah seorang warga lain juga mengungkapkan hal yang sama. Bahkan, di kondisi sedang hamil, warga satu ini kebingungan untuk biaya persalinan karena kartu KIS yang dimilikinya tak lagi aktif.
“Saya bingung ini nanti mau lahiran gimana, karena ya mikirnya ada KIS ini biaya persalinan di bidan atau Rumah Sakit gratis. Eh ternyata dapat kabar kalau nonaktif kartu saya, gak ngerti gimana mau aktifinnya lagi,” terang Arini (27) salah seorang warga.
Ia berharap, agar pihak pemerintah punya solusi guna menggratiskan biaya persalinannya. Sehingga nantinya ia dapat dengan tenang melahirkan. “Gak punya biaya lahiran, suami kerja serabutan. Ya cuma ngarep dari KIS ini biaya persalinan bisa gratis,” ujar dia. (Mardiana)