BANDAR LAMPUNG – Pandemi virus corona membuat banyak pengusaha gulung tikar.
Lalu bagaimana nasib para perajin ikan teri di Pulau Pasaran, Kelurahan Kotakarang, Kecamatan Telukbetung Timur, Bandar Lampung?
Pulau Pasaran diketahui8 sebagai sentra utama pembuatan ikan teri di Kota Bandar Lampung.
Pulau tersebut hanya dihuni nelayan dan anggota keluarganya yang bekerja sebagai perajin ikan teri.
Nampak sejumlah wanita tengah membolak-balik ikan teri yang dijemur pada Kamis (4/6).
Mereka masih mempertahankan metode tradisional yang diperoleh secara turun-menurun.
Aman (46), salah seorang perajin ikan teri Pulau Pasaran, dalam kondisi normal mereka mampu memproduksi setidaknya 20 ton.
“Semua tergantung cuaca,” ucapnya.
Kepada Bangkitlah.com dilaporkan, pandemi corona tidak membuat para perajin patah semangat untuk terus memproduksi ikan teri.
“Kalo pandemi corona, walaupun ditakuti masyarakat Pulau Pasaran, tidak terlihat menjadi pematah semangat,” jelasnya.
“Tapi kalau hujan bisa saja tidak produksi karena nelayan tidak melaut,” tambahnya.
Menurutnya, musim hujan seperti sekarang ini memengaruhi kualitas ikan teri.
“Kalau musim hujan, kalau tidak diperhatikan pengeringannya, bisa saja ikan menjadi kuning dan beraroma tak sedap,” kata dia.
Menurut Aman, kualitas teri Pulau Pasaran tidak kalah dengan pulau lainnya.
“Kualitas tidak kalah. Tapi kalau harga masih di bawah teri lainnya, seperti teri Medan. Hal itu karena teri di sini kalah secara pemasaran,” sebutnya.
Sebagai informasi, harga ikan teri nasi di Pulau Pasaran berkisar Rp 60 ribu per kg.
Dengan kondisi cuaca yang sedemikian, para pengelola usaha ikan teri itu terbantu dengan adanya buruh harian yang bertugas memfilter ikan teri.
“Ikan teri masih harus disortir. Penyortiran ikan teri dilakukan oleh ibu-ibu buruh harian,” ucap dia.
Marinah, perajin ikan teri Pulau Pasaran, mengatakan, jika cuaca normal, proses pengeringan hanya memerlukan waktu kurang dari satu hari.
Namun bila kondisi sering turun hujan, proses pengeringan bisa memerlukan waktu lebih lama.
“Kalau panas sih setengah hari udah bisa kering,” kata dia.
Yuli, warga lainnya, mengaku penjualan ikan teri Pulau Pasaran saat ini lebih mudah.
Pasalnya, banyak warga Bandar Lampung yang sudah mengetahui Pulau Pasaran sebagai sentra produksi ikan teri.
“Sekarang tak sesulit dulu. Karena Pulau Pasaran sudah banyak yang tahu sebagai sentra ikan teri,” ucap dia. (Mardiana)