Beberapa aktivis mantan korban penculikan sedang menggalang dan mendistribusikan bantuan sosial bagi keluarga korban pelanggaran HAM. (Ist)

JAKARTA – Para aktivis korban penculikan tim mawar Kopassus pada tahun 1997 bersatu menggalang bantuan sosial bagi para korban pelanggaran HAM ditengah wabah Corona. Selasa, 19 Mei 2020.

Yayasan 14 Kawan yang merupakan lembaga sosial yang dibentuk oleh para korban penculikan aktivis 1998 yaitu Faisol Riza, Mugiyanto, Aan Rusdianto, Raharja Waluya Jati, Nezar Patria dan Andi Arief bersama dengan Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI) memberikan Bantuan Sosial bagi korban pelanggaran HAM berat yang terdampak Covid-19.

“Bantuan sosial tersebut juga merupakan bingkisan lebaran yang diberikan kepada para keluarga korban yang selama 20 tahun berjuang bersama IKOHI,” jelas Mugiyanto.

Dengan menerapkan protokol kesehatan, penyerahan secara simbolik dilakukan oleh Faisol Riza sebagai pimpinan Yayasan 14 Kawan dan diterima oleh Ketua IKOHI Wanma Yetti, untuk selanjutnya secara simbolik diberikan kepada 3 perwakilan keluarga korban yaitu Kusmiyati, Siti Prihati dan Minarni, kesemuanya dari keluarga korbanperistiwa Mei 1998.

“Sudah lebih dari 20 tahun kami berjuang bersama IKOHI. Dan bahwa sekarang kami membentuk Yayasan Empat Belas Kawan kami bermaksud untuk selanjutnya bisa bersama-sama memberikan bantuan ekonomi dan sosial seperti pendidikan, kesehatan dan usaha ekonomi kepada anak dan cucu korban serta kepada para korban sendiri yang kini usianya sudah lanjut” kata Faisol Riza, Ketua Dewan Pembina Yayasan yang kini menjadi Ketua Komisi VI DPR-RI.

Para penerima Bansos dari Yayasan Empat Belas Kawan dan IKOHI ini adalah keluarga korban penghilangan paksa 1997/1998, Tragedi mei 1998, Tanjung Priok 1984, Peristiwa 1965/1966 dan warga Timor-Timor di Indonesia yang 40 tahun lalu diambil dari keluarga mereka oleh ABRI (Stolen Children of Timor)

Ketua IKOHI Wanma Yetti sangat mengapresiasi para penyintas penculikan 1998 yang tidak berhenti berjuang di berbagai lini, baik keadilan maupun ekonomi dan kesejahteraan untuk para korban. “Kami sangat mengapresiasi Pak Riza yang kini anggota DPR dan Pak Mugi yang kini di KSP, Pak Jati, Pak Aan yang tak pernah melupakan dan meninggalkan kami, dan terus mendukung kami” kata Wanma Yetti saat memberikan sambutan.

Yayasan Empat Belas Kawan adalah lembaga sosial kemanusiaan yang didirikan oleh Faisol Riza, Mugiyanto, Aan Rusdianto, Raharja Waluya Jati, Nezar Patria dan Andi Arief. Sebagai Ketua Dewan Pembina adalah Faisol Riza. Raharja Waluya Jati sebagai Ketua Dewan Pengawas dan Mugiyanto sebagai Ketua Dewan Pengurus.

Didirikan di Jakarta pada tanggal 12 Maret 2020, Yayasan 14 Kawan memiliki misi “Tercukupinya kebutuhan dasar dan mendesak korban dan keluarga korban pelanggaran HAM untuk dapat hidup normal, setara dan bermartabat”.

Sedangkan misinya antara lain adalah melakukan kerja-kerja penggalian dana dan sumber daya, menyediakan dan menyalurkan bantuan ekonomi kepada keluarga korban pelanggaran HAM, menyediakan bantuan dan akses layanan pendidikan, kesehatan, penguatan ekonomi untuk korban dan keluarga korban pelanggaran HAM dan menyediakan layanan kebutuhan psikologis, spiritual dan rekreasional korbaoban dan keluarga korban pelanggaran HAM.

Pada penutupan acara penyerahan Bansos dan Bingkisan Lebaran, Ketua Dewan Pangawas Raharja Waluya Jati menekankan pentingnya kontinuitas program bantuan kepada keluarga korban, tidak hanya Bansos, tapi juga bantuan-bantuan lain yang lebih memberdayakan keluarga korban dan berkelanjutan.

“Untuk tujuan tersebut, Yayasan Empat belas Kawan harus dikelola secara professional, transparan dan akuntabel. Dengan begitu, akan banyak warga masyarakat yang akan membantu”, kata Jati dalam sambutan penutupan.

Faisol Riza, Mugiyanto, Aan Rusdianto, Raharja Waluya Jati, Nezar Patria dan Andi Arief adalah jajaran pimpinan Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang selamat dari penculikan yang dilakukan dimasa rezim Orde Baru.

Sementara itu masih ribuan orang yang menjadi korban pelanggaran HAM sejak 1965 yang sampai saat ini hilang belum diketahui rimbanya. Diantara yang hilang adalah adalah kawan-kawan mereka seperti Dedy Hamdun, Abdul Naser, Yani Afri, Sony, Nova Al Katiri, M Yusuf, Ismail, Petrus Bimo, Herman Hedrawan, Suyat, Wiji Thukul, Ucok Munandar, Hendra Hambali, Yahdin Muhidin dan Leonardus Nugroho (jasadnya  di temukan dengan luka tembak). (Utari)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here