Kepala Dinas Koperasi dan UMKM I Ketut Sukerta. (Ist)

KALIANDA – Pemkab Lampung Selatan masih menunggu arahan pusat dan pemerintah provinsi terkait Rencana Program Bantuan Stimulus Permodalan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan koperasi.

Hingga saat ini Dinas Koperasi dan UMKM Lamsel masih melakukan pendataan dan verifikasi. Program bantuan ini bertujuan untuk membantu sektor usaha kecil dan lembaga keuangan mikro yang terdampak pandemi covid-19.

Data sementara dari Satgas Penanggulangan dan Pencegahan Pandemi Covid-19 Lampung Selatan, saat ini terdapat 73 UMKM dan 20 lembaga koperasi yang kini kegiatan usahanya terdampak. “Data ini masih akan berkembang karena masih online, jadi belum final,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM I Ketut Sukerta, Selasa (21/4).

Terkait besaran bantuan stimulus permodalan yang nantinya akan diberikan, dia mengatakan, besarannya masih belum ditentukan. Pasalnya, hingga saat ini belum ada arahan teknis dari pemerintah pusat dan provinsi “Untuk besaran bantuan yang diberikan, akan menyesuaikan dengan pemerintah pusat dan Provinsi,” ujar Ketut Sukerta.

Bantuan stimulus permodalan ini diharapkan bisa membantu para pelaku UMKM dan koperasi yang terdampak pandemi covid-19 untuk tetap bisa mempertahankan keberlangsungan usahanya.

Untuk di Lampung Selatan, terdapat sebanyak 8.562 UMKM. Sebanyak 7.943 merupakan usaha mikro, 467 merupakan usaha kecil, dan 152 usaha menengah.

Terpisah Husein, seorang pelaku usaha mikro di Lampung Selatan mengatakan, selama adanya pandemi covid-19 terjadi penurunan omset penjualan hingga mencapai 50-70 persen.

Husein, pelaku usaha kerajinan pembuatan sepatu dan tas pesta mengaku, saat ini dirinya hanya mengerjakan produk yang bersifat pesanan dari konsumen.
“Kalau penjualan turun jauh. Kita hanya mengerjakan pesanan saja. Mengurangi biaya,” kata dia.

Tidak hanya dirinya, para pelaku UKM lainnya juga merasakan hal yang sama. Pandemi covid-19 saat ini memukul usaha mereka. Kini sebagian para pelaku UKM berusaha untuk tetap bertahan.

Omzet Turun 50%

Kepada Bangkitlah.com dilaporkan, Dampak pandemi virus corona (covid-19) tidak hanya dirasakan pelaku usaha rumah makan besar. Tetapi usaha kecil penjual bakso dan somay keliling pun kini kelimpungan. Pasalnya kerap kali dagangan mereka tidak habis. Biasanya mereka kerap berjualan di lapangan kompleks kantor pemerintah atau di sekolah.

Namun sejak diterapkan belajar di rumah dan kerja di rumah karena adanya pandemi covid-19, omzet penjualan mereka menurun drastis

“Saya bisanya ke sekolah. Karena sekolah libur saya berkeliling, tapi sekarang sepi. Lebih sering tidak habis,” ujar Asep, pedagang somay keliling di Kalianda.

Tidak jarang hasil berdagang keliling tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Ia sendiri memiliki 2 orang anak. “Terpenting sekarang bisa memenuhi kebutuhan keluarga saja, sudah sangat bagus,” kata Asep.

Kondisi ini juga diakui Wanto, pedagang somay keliling lainnya. Menurut dirinya, pasca pandemi covid-19, pendapatannya turun hingga 50 persen. Keduanya hanya bisa pasrah dengan lesunya usaha mereka, sembari berharap pandemi covid-19 ini bisa cepat berlalu.(Mardiana)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here